Tanpa Prasangka
Begitu indah hidup tanpa prasangka. Melangkah tanpa asumsi dan tanpa ragu menembus kata “mungkin”.
Kehidupan adalah roda yang dinamis. Penuh ketidakpastian dalam gaibnya waktu. Hidup dalam ketidakpastian akan terasa ringan jika mengikuti arus dan menerimanya.
Dalam ketidakpastian hidup kita tetap harus melangkah, melewati setiap ketidaktahuan akan apa yang terjadi bahkan satu langkah didepan saat ini. Berjalan terus menemui takdir di setiap detiknya. Berusaha yang terbaik untuk menemukan takdir yang sesuai harap.
Aku percaya sesuatu yang bisa diusahakan akan berubah,dan yang diluar kendali akan ada ketetapan terbaikNya. Namun terkadang diri tak mengerti yang mana dari laku yang harusnya diusahakan,dipikirkan,diperhatikan dan mana yang lebih baik dipasrahkan. Terkadang akupun tak tau intuisi mana yang harus aku turuti atau logika mana yang menjadi petunjuk.
Semua ketidak tahuan mengarahkan ku pada asumsi,asumsi yang berlarut menjadi prasangka. Prasangka yang menghanyutkan diri dalam pikiran. Menjadi benteng menjadi penghalang. Ketakutan menjadi teman yang mendapinginya. Keraguan menjadi perangai yang mendekatinya.
Jika berlarut akan hidup dalam diam, terus hingga berjalan tanpa langkah. Sedangkan waktu tak henti tuk mengejar. Sedangkan hidup takan berhenti walau enggan dan berlanjut walau tak mau jika memang masih dalam periodenya. Maka dengan diam akan berakhir mengikuti arus walaupun muaranya adalah kalah.
Aku tak mau hidup sebagai kalah. Aku tak mau hidup tanpa pencapaian. Aku tak mau hidup dalam kepecundangan. Aku tak mau berakhir dalam sesal.
Maka dari itu aku ingin hidup tanpa prasangka. Menenggelamkan diri dalam pasrah dan keyakinan akan takdir terbaikNya. Melihat kebaikan dalam setiap celahnya. Melihat indah walau dalam sisi terburuknya.
Aku ingin hidup tanpa prasangka. Berbuat baik tanpa harap dalam balasan. Memilih asumsi positif dalam setiap kekhawatiran. Memandang sisi baik disetiap laku yang diterima. Mencari kebaikan walaupun dalam kata “setidaknya”.
Keinginan biasanya datang ketika masih belum memilikinya,dan ya, sepertinya masih banyak aku hidup dalam prasangka.